Kelurusan Daerah Salopa dan Sekitarnya, Jawa-Barat Hasil Penafsiran Citra DEM dan Kaitannya dengan Mineralisasi Emas
DOI:
https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v17i1.27Abstract
Daerah Salopa dan sekitarnya termasuk Jalur Pegunungan Selatan yang kaya endapan bijih, yang pembentukannya berkaitan dengan sesar. Pada data inderaan jauh, sesar diperlihatkan sebagai kelurusan lembah. Kelurusan hasil interpretasi citra DEM (Digital Elevation Model) dapat dikelompokkan menjadi 9 kelompok, yaitu kelompok A (75-280), kelompok B (55-70), kelompok C (40-45), kelompok E (10-25), kelompok F (350-5), kelompok G (325-335), kelompok H (310-320) dan kelompok H (285-300). Berdasarkan panjang kelurusan, kelompok kelurusan ini dapat mengetahui sesar regional, yang meliputi, Sesar berarah timur timurlaut - barat baratdaya (sesar mendatar mengiri), sesar timurlaut – baratdaya (sesar mendatar mengiri), sesar baratlaut – tenggara (sesar mendatar menganan), sesar timur – barat (sesar normal), sesar utara – selatan (sesar normal atau sesar mendatar), dan sesar utara timurlaut – selatan baratdaya (sesar mendatar menganan). Keberadaan 4 tambang emas berkaitan dengan keberadaan Sesar berarah timur timurlaut - barat baratdaya (Sesar Cijawer, dan Sesar Cigondang), dan perpotongan sistim sesar baratlaut – tenggara (Sesar Limusnunggal) dan sistim sesar timur timurlaut – barat barat laut (Sesar Cisasungka). Berdasarkan keberadaan sistim sesar, kelurusan dan singkapan batuan terubah, di daerah sekitar Salopa menunjukkan keterdapatan mineralisasi emas.
Â
Kata kunci : Citra DEM, kelurusan, sesar, mineralisasi emas, Salopa dan daerah sekitarnya.
Downloads
References
Anderson, E.M., 1951, The Dynamics of Faulting and Dyke Formation With Applications to Britain. Oliver and Boyd Ltd.; 206 p.
Asikin, S., 1974. Evolusi Geologi Jawa Tengah dan sekitarnya ditinjau dari segi tektonik tektonik – dunia yang baru. Disertasi doktor, Institut Teknologi Bandung.
Baumman, P., De Genevraye P., Samuel, L., Mudjito & Sajekti, S., 1973. Contribution To The Geological Knowledge of South West Java. Proc. Indon. Petr. Ass. Sem. Kedua; 105-108.
Bless, J.L., dan Feuga, B., 1986, The Fracture of Rocks. Anchor Brendon Ltd, Great Britain; 131 p.
Budhitrisna, T., 1986. Peta Geologi Lembar Tasikmalaya, Jawa skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, terbit.
Dyah Hastuti, E.W., 2010. Karakteristik struktur geologi di daerah mineralisasi logam dasar: Studi kasus Daerah Ngayun dan sekitarnya, Ponorogo, Jawa Timur. Jurnal Rekayasa Sriwijaya, V.19, No.2. 45-54.
Hamilton W., 1979. Tectonic of The Indonesian Region. Geol. Surv. Prof. Paper. 1078.345p.
Hipolito, S,. 2015. Analisis Sesar menggunakan Data Inderaan jauh di Daerah Tasikmalaya-Karangnunggal. Tugas Akhir S1 UNPAD.
Hutamadi, R.,Sutrisno, Widi, B. N., dan Sabtanto, J.S., 2007. Riview of the small scale gold mining practice at Cineam, Tasikmalaya regency, West Jawa, Indonesia. Laporan tidak terbit.
Katili, JA., 1975, Volcanism and plate tectonics in the Indonesian island arcs. Tectonophysics, 26, 165-188.
Kinasti, M.G., 2014. Pengaruh struktur geologi terhadap gerakan tanah di dusun Windusari, Desa Metawana, Kecamatan Pagetan, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah MTG, Vol 7, no. 1.
Limbong, T., Rosana, MF., Ismawan, Sunarie, C.Y., Verdiansyah, O., Yuniardi, Y., Watanabe, K.. 2013. Structural control on alteration distribution of high sulfidation epithermal deposit at Cijulang prospect, Garut, West Java, Indonesia. Proceeding of the 3rd Asia Africa Mineral Resource Conference. Mongolia.
Marcoux, E., dan Milesi, J. P., 1994. Ephithermal gold deposit in West Java,Indonesia : geology, age and crustal source. Elsevier B.V., Abstract.
McClay, K., 1986. The Mapping of Geological Structures, John Wiley & Sons, Inc., NY. 161 p.
Moody, J.D. dan Hill, M.J., 1956. Wrench-Fault Tectonics. Geol. Soc. Am. Bull., v. 67; 1207-1246.
Pulunggono, A. dan Martodjojo, S., 1994. Perubahan tektonik Paleogen – Neogen merupakan peristiwa tektonik terpenting di Jawa. Proc. Sem. Ulang-tahun Kampus Bayat, Jurnal Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada; 1-14.
Purwanto, H.S. dan Verdiansyah, O., 2013. Karakteristik endapan epithermal sulfidasi tinggi dan hubungannya dengan mineral lempung, hasil analisa spektral, Daerah Cijulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jurnal Ilmiah MTG, V6, No.2.
Rickard, M.J., 1972. Fault Classification: discussion. Geol. Soc. of Am. Bull.. v. 83; 2545-2546.
Situmorang, B., Siswoyo, E., Paltrinieri, F., 1976. Wrench fault tectonic and aspects of hyhrocarbon accumulation in Java. Proc. Indon. Petr. Ass. Sem. V, Jakarta; 53-57.
Situmorang, B. dan Yulihanto, B., 1985. The Role of Strike Slip faulting in Structural Development of north Sumatera Basin, Proc. XIVth. Ann. Con. Indonesian Pet. Assoc., Jakarta, 21-38.
Supriatna, S., Sarmili, I., Sudana, D., dan Koswara, A., 1992. Peta Geologi Lembar Karangnunggal, Jawa, skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, terbit.
Van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of Indonesia, vol. 1A. The Hague, Martinus Nijhoff; 732 p.
Wilcox, R.E., Harding, T.P. dan Seely, D.R., 1973. Basic Wrench Tectonic. Am. Assoc. Pet. Geol. Bull., vol.57, 74-96.
Yuwanto, S.P., 2013. Eksplorasi Mineral logam dengan metode induksi polarisasi Daerah Mekar Jaya – Cilodog, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Ilmiah MTG, V.6, No. 1.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral (JGSM.Geologi) agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-NC or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)