Evolusi Cekungan pada Periode Holosen Kaitannya dengan Fluktuasi Muka Air Laut, Tektonik dan Perubahan Iklim di Nabire dan Sekitarnya, Papua
DOI:
https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v20i4.484Abstract
Daerah penelitian terletak di Kabupaten Nabire, Papua yang sebagian besar wilayahnya ditutupi endapan Kuarter. Penelitian bertujuan untuk mengungkap dinamika Kuarter serta interval proses pengendapan berdasarkan aspek sedimentologi dan stratigrafi. Metode yang dilakukan adalah pemboran dangkal menggunakan hand auger sebanyak 48 titik. Hasil pengeboran menunjukkan 7 (tujuh) fasies pengendapan, yaitu: endapan limpah banjir, endapan cekungan banjir, endapan sungai, endapan rawa bakau, endapan pantai, endapan laut dekat pantai, dan batuan pra-Holosen. Berdasarkan rekonstruksi penampang stratigrafi, kelompok fasies pengendapan tersebut terbagi menjadi dua interval periode pengendapan. Interval periode pengendapan pertama merupakan fasies muka airlaut tinggi (transgresi) dan tersusun atas sistem laut dan sistem rawa. Interval periode pengendapan kedua merupakan fasies muka airlaut rendah (regresi) dan tersusun atas sistem laut, sistem rawa dan sistem sungai. Hasil pentarikhan umur menggunakan metode pentarikhan radiokarbon menunjukkan bahwa batas antara periode pertama dan periode kedua terjadi pada kisaran umur 9.200-10.700 tahun yang lalu. Kemunculan sistem sungai pada periode kedua diakibatkan oleh turunnya muka air laut. Kondisi ini menunjukkan kecenderungan tingkat energi semakin mengecil, berkaitan dengan jumlah volume air ketika itu. Jumlah volume air tersebut berhubungan dengan tingkat kelembapan yang bergantung pada siklus perubahan iklim. Fasies endapan rawa bakau dicirikan dengan keterdapatan Rhizophora sp., Sonneratia alba, dan Bruguiera cylindrica, terjadi penipisan endapan gambut pada fasies tersebut. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa iklim menuju ke kering. Munculnya fasies pantai di bagian tengah fasies endapan rawa bakau membuktikan bahwa ketika muka airlaut turun secara global, secara lokal muka airlaut tinggi pada periode tertentu. Gejala ini cenderung berkaitan dengan turunnya dasar cekungan (base level) akibat tektonik.
Katakunci : Muka air laut, tektonik, iklim, Holosen, Nabire
Downloads
References
Allen, P.A. and Allen, J.R., 1990. Basin Analysis Principles and Application. Blackwell Scientific Publication, 451 h.
Bachri, S., 2014. Kontrol Tektonik dan Struktur Geologi Terhadap Keterdapatan Hidrokarbon di daerah Papua, Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, 15(3): 133-141.
Bemmelen, R.W. Van, 1949. The Geology of Indonesia. Martinus Nyhoff, The Haque, Nederland.
Blum, M.D. and Valastro, S., Jr., 1989. Response of the Pedernales River of Central Texas to Late Holocene Climatic Change. Association of American Geographer.
Bowen, D.Q., 1978. Quaternary Geologi: A Stratigraphic Framework for Multidisciplinary Work. Pergamon Press: 221 h.
Chappel, J. and Polach., 1991. Post Glacial Sea Level Rise from a Coral Record at Huon Peninsula, Papua New Guinea. Nature, 349: 147-149
Chappel, J. and Shackleton, N.J., 1986. Oxygen Isotopes Sea Level. Nature, 324: 137-140
Elliot, T., 1986, Siliciclastic Shorelines. In: Reading H.G. (ed.), Sedimentary Environments and Facies. Blackwell Scientific Publications, Second Edition, p. 155-188
Harahap, B.H., Hakim, A.S. dan Dow, D.B., 1990. Peta Geologi Lembar Enarotali, Irian Jaya Skala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung
Kondolf, M. and Piegay, H, 2016. Tools in Fluvial Geomorphology, Second Edition. John Wiley & Sons, Chicester, UK.
Miall, A.D.,1992. Alluvial Deposits. In: Walker R.G. James, N.P. (eds.), Facies Models Response to Sea Level Change. Geological Association of Canada: 119-142.
Parinath, K., Shankar, R. and Yadava, M.G., 2001. Late Quaternary Changes in Sea Level Sedimentation Rate Along the Southwestern Coast of India: Evidence from Radiocarbon Dates. Current Science, 81( 5):594-600.
Perlmutter, M.A. and Matthews, M.A., 1989. Global Cyclostratigraphy. In : T.A. Cross (ed.), Quantitative Dynamic Stratigraphy. Pretice Englewood, New Jersey: 233-260.
Thomas, M.F., Nott, J., Murray, A.S. and Price, D.M., 2007. Fluvial Response to Late Quaternary Climate Change in NE Queensland, Australia. Paleography, Palaeoclimatology, Palaeoecology, 251: 119-136.
Walker, R.G. and James. N.P., 1992. Preface. In: Miall, A.D. and Jones, N.P. (eds), Facies Models Response to Sea Level Change. Geological Assocoation of Canada.
Williams, M.A.J., Dunkerley, D.L., De Decker, P., Kershaw, A.P. and Stokes, T.J., 1993. Quaternary Environments. Edward Arnold, A division of hodder & Stoughton, London New York Melbourne Auckl:329 pp.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral (JGSM.Geologi) agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-NC or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)