Geokimia Organik dan Kandungan Minyak pada Serpih Silat di Daerah Nanga Silat, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat

Authors

  • Robet Lumban Tobing PSDG
  • Moh Heri Hermiyanto Z Pusat Survei Geologi
  • Riecca Oktavitania Pusat Survei Geologi
  • Ollybinar Rizkika Pusat Survei Geologi

DOI:

https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v22i2.592

Abstract

Abstrak-Serpih minyak merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti minyak bumi konvensional. Serpih minyak tersebar di Indonesia di banyak tempat, salah satunya Formasi Serpih Silat, berumur Eosen Atas. Penelitian geokimia organik dan kandungan minyak yang dilakukan pada Serpih Silat di daerah Nanga Silat, Kapuas Hulu bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, tipe, kematangan termal, kuantitas minyak, asal mula dan lingkungan pengendapan material organik yang terkandung di dalam conto batuan. Metode yang dipakai adalah menganalisis, mengkompilasi, dan mengestimasi data hasil ujis TOC (total organic carbon), retort, pirolisis, ekstraksi dan GC (gas chromatography). Plot silang antara TOC terhadap PY, HI terhadap OI, dan Tmaks terhadap HI dan hasil uji retort memperlihatkan bahwa material organik memiliki potensi yang baik hingga sangat baik untuk menghasilkan hidrokarbon, merupakan kerogen tipe II (oil prone) dan tipe III (gas prone), berada pada tahap awal matang, dan jumlah rata-rata kandungan minyak yang dihasilkan sebesar 4,55 liter/ton batuan. Dari hasil analisis kromatografi diperoleh bentuk konfigurasi alkana normal dua puncak (bimodal), yaitu C17 dan C27, C17 dan C28, serta C17 dan C23, serta plot silang antara pristana/nC17 dan fitana/nC18 mengindikasikan adanya kontribusi material organik asal tumbuhan tinggi/darat dan alga lakustrin/laut pada kondisi oksidasi dan reduksi.

Katakunci: kematangan, material organik, serpih minyak.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dyni, J.R., 2006. Geology and Resources of Some World Oil-shale Deposits. Scientific investigation report 2005-5294, USGS, Reston, Virginia.

Harahap, B.H., Syaiful, B., Baharuddin, Suwarna, N., Panggabean, H., and Simanjuntak, T.O., 2003. Stratigraphic Lexicon of Indonesia. Special Publication No. 29, Geological Research and Development Centre, Bandung.

Heryanto, R., Harahap, B.H., Sanyoto, P., Williams, P.R., dan Pieters, P.E., 1993. Peta Geologi Lembar Sintang, Kalimantan, Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Hunt. J.M., 1996. Petroleum Geochemistry and Geology, 2nd edition. W.H. Freeman and Company, New York.

Santy, L.D. and Panggabean, H., 2013. The Potential of Ketungau and Silat Shales in Ketungau and Melawi Basins, West Kalimantan: For Oil Shale and Shale Gas Exploration. Indonesian Journal of Geology, 8(1): 39-53

Margono, U., Sujitno, T., dan Santosa, T., 1995. Peta Geologi Lembar Tumbanghiram, Kalimantan, Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Peters, K.E.and Cassa, M.R., 1994. Applied Source Rock Geochemistry: The Petroleum System from Source Rock to Trap. Am. Assoc. Petrol. Geol. Memoirs 60.

Philp, R.P., 1985. Biological Markers in Fossil Fuel Production, In: Beaumont, E.A. and Foster, N.H. (eds). Geochemistry, 337-390.

Sutjipto, R.H., 2020. Karakteristik dan Lingkungan Pengendapan Batubara Formasi Tanjung di Daerah Batulicin, Kalimatan Selatan. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, 21(3): 157-164.

Tissot, B.P. and Welte, D.H., 1984. Petroleum Formation and Occurrence. Springer Verlag, Berlin.

Waples, D.W., 1985. Geochemistry in Petroleum Exploration. International Human Resources Development Coorporation, Boston.

Yen, T.F. and Chilingarian, G.V., 1976. Oil Shale. Elsevier, Amsterdam.

Zajuli, M.H.H., Octavitania, R., dan Rizkika, O., 2020. Geokimia Organik Serpih Hidrokarbon Berumur Eosen di Daerah Sumatera Bagian Tengah. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, 21(1): 45-60.

Downloads

Published

2021-07-27