Reduksi Efek Dimensionalitas 3D pada Data Magnetotelurik Menggunakan Analisis Koherensi, Tren Kurva, dan Skin Depth: Studi Kasus di Pulau Yapen Bagian Selatan dan Sekitarnya, Papua
DOI:
https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v23i4.712Abstract
Data magnetotelurik rentan terhadap noise akibat penggunaan sumber alami yang berasal dari aktivitas matahari dan petir dengan rentang frekuensi yang sangat lebar. Oleh sebab itu, diperlukan proses reduksi noise secara kuantitatif dan kualitatif, yaitu dengan cara analisis koherensi, proses tren kurva, dan skin depth, yang menghasilkan koherensi data mencapai rata-rata 91,5 %. Analisis skewness dilakukan untuk mengevaluasi tipe distorsi 1D, 2D, atau 3D, yang terjadi pada tensor impedansi. Kemunculan efek dimensionalitas 3D akibat adanya distorsi pada tensor impedansi pada 8 (delapan) lokasi pengukuran magnetotelurik di Pulau Yapen bagian selatan dan sekitarnya telah tereduksi secara keseluruhan oleh analisis koherensi, proses tren kurva, dan skin depth, sehingga hasil data tidak perlu dilakukan analisis rotasi terlebih dahulu sebelum dilakukan pemodelan inversi 1D-2D. Hasil penafsiran pada penampang tahanan jenis 2D memperlihatkan bahwa batuan dasar di daerah ini adalah Batuan Gunungapi Yapen yang ditindih secara tidak selaras oleh Batugamping Wurui.
Katakunci: Koherensi, magnetotelurik, skewness, skin depth, tren kurva.
Downloads
References
Atmawinata, S., Ratman, N., dan Pieters, P.E., 1989. Peta Geologi Lembar Yapen, Irian Jaya, Skala1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Bahr, K., 1991. Geological Noise in Magnetotelluric Data: A Classification of Distortion Types. Physics of the Earth and Planetary Interiors, 66: 24-38.
Beamish, D. and Travassos, J.M., 1992. The Use of D+ Solution in Magnetotelluric Interpretation. Journal of Applied Geophysics, 29(1): 1-19.
Badan Geologi, 2009. Peta Cekungan Sedimen Indonesia Berdasarkan Data Gaya Berat dan Geologi, Skala 1:5.000.000. Badan Geologi, Bandung.
Chave, A.D., and Jones, A.G., 2012. The Magnetotelluric Method Theory and Practice. Cambridge University Press: 544h.
Junursyah, G.M.L., Salsabil, D.H., dan Miranda, E., 2019. Pengaruh Peningkatan Kualitas Data Magnetotelurik di Pulau Muna dan Sekitarnya Berdasarkan Analisis Koherensi Terhadap Pemodelan 2D. Natural B., 5(2): 49-58.
Junursyah, G.M.L., Amalia, T.D.A., Hidayat., Rizkika, O., Marjiyono., dan Handyarso, A., 2021. Optimasi Kualitas Data Magnetotelurik di Daerah Singkawang dan Sekitarnya Berdasarkan Analisis Koherensi. Publikasi Khusus Geosains Laboratorium dan Sarana Penyelidikan, : 69-86.
Lezaeta, P., 2002. The Confidence Limit of the Magnetotelluric Phase Sensitive Skew. Earth Planets and Space, 54: 45-457.
Mwakirani, R., 2012. Magneto-telluric (MT) Data Processing. Short Course VII on Exploration for Geothermal Resources, Kenya.
Phoenix Geophysics, Ltd., 2005. Data Processing User Guide Version 3.0. Phoenix Geophysics, Toronto: 201h.
Patra Nusa Data, P.T., 2006. Indonesia Basin Summaries. Inameta Series, Indonesia Metadata Base. PT. Patra Nusa Data: 466h.
Permana, A.K., Shima, J., Maryanto, S., dan Wahyudiono, J., 2019. Model Fasies Batuan Karbonat Formasi Wainukendi di Cekungan Biak-Yapen, Papua. Jurnal Geologi dan Sumber Daya Mineral, 20(2): 101-110.
Rodi, W. and Mackie, R.L., 2001. Nonlinear Conjugate Gradients Algorithm for 2-D Magnetotelluric Inversion. Geophysics, 66(1): 174-187.
Simpson, F. and Bahr, K., 2005. Practical Magnetotellurics. Cambridge University Press: 245h.
Vozoff, K., 1991. The Magnetotelluric Method. In: Nabighian, M.N. (Eds.). Electromagnetic Methods in Applied Geophysics. Society of Exploration Geophysicists, v. 2, pt. B: 641–711, Tulsa, Oklahoma.
Xiao, Q., Cai, X., Liang, G., Xu, X., and Zhang, B., 2011. Application of 2D magnetotelluric methods in a geological complex area, Xinjiang, China. Journal of Applied Geophysics, 75(1): 19-30.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral (JGSM.Geologi) agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-NC or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)