Karakteristik Geokimia dan Biomarker Rembesan Minyak di Daerah Torete, Morowali, Sulawesi Tengah

Authors

  • Achmad Fahruddin Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha No.10, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40132, Indonesia; Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jalan Diponegoro No.57, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40122, Indonesia.
  • Eddy Ariyono Subroto Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha No.10, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40132, Indonesia
  • Very Susanto Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha No.10, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40132, Indonesia
  • Lauti Dwita Santy Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jalan Diponegoro No.57, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40122, Indonesia
  • Ryandi Adlan Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jalan Diponegoro No.57, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40122, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v25i4.806

Abstract

Dua buah rembesan minyak bumi diambil dari daerah Torete, Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Kedua sampel rembesan telah dilakukan analisis GC (gas chromatography) dan GCMS (gas chromatography and mass spectometry). Analisis geokimia biomarker dilakukan untuk mengetahui karakter minyak bumi berupa asal material organik, lingkungan pengendapan, dan tingkat kematangan. Pada kromatogram alkana normal, kedua sampel menunjukkan satu puncak (unimodal) sebelum nC20 dengan rasio Pr/Ph 0,87 dan 0,92. Fragmentogram m/z 217 menunjukkan sedikit dominasi pada sterana C29 dibanding sterana C27 dan sedikit kehadiran dari diasterana. Fragmentogram m/z 191 menunjukkan adanya dominasi pada terpana trisiklik C23 dan terpana tetrasiklik C24 serta kehadiran terpana trisiklik C26+. Pada terpana pentasiklik menunjukkan dominasi Tm terhadap Ts, hopana C29 terhadap hopana C30, kehadiran seri norhopana C30 dan gamaserana, serta homohopana C35 yang sedikit lebih tinggi dari homohopana C34. Biomarker petunjuk tumbuhan tinggi (oleanana dan bikadinana) tidak hadir pada kedua sampel. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel minyak bumi berasal dari batuan induk karbonat dengan material organik alga, plankton, radiolaria, atau diatom lingkungan pengendapan anoksik-suboksik (lingkungan transisional), dan tingkat kematangan awal matang sampai level matang.

Katakunci: biomarker, GC, GCMS, Torete, Morowali, Sulawesi Tengah.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Achmad Fahruddin, Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha No.10, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40132, Indonesia; Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jalan Diponegoro No.57, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40122, Indonesia.

1 Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha No.10, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40132, Indonesia

2 Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jalan Diponegoro No.57, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, 40122, Indonesia.

*E-mail: 22021005@mahasiswa.itb.ac.id; achmad.fahruddin@esdm.go.id

Downloads

Published

2024-11-04