Endapan Kipas Bawah Laut Kapur Akhir di Kalimantan
DOI:
https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v16i4.32Abstract
Endapan kipas bawah laut berumur Kapur Akhir di Kalimantan, terdapat di dua tempat. Pertama di Tinggian Semitau Kalimantan Barat sebagai Formasi Selangkai dan Konglomerat Belikai. Kedua di Tinggian Meratus Kalimantan Selatan yang dikenal sebagai batuan sedimen Kelompok Pitap. Formasi Selangkai merupakan endapan turbidit jauhan (distal) dan Konglomerat Belakai merupakan endapan aliran gravitasi. Kelompok Pitap di Tinggian Meratus terdiri atas Formasi Pudak, Manunggul, dan Keramaian. Formasi Pudak tersusun oleh batuan sedimen klastika kasar (> pebble), merupakan endapan aliran gravitasi. Â Formasi Manunggul tersusun oleh batupasir dan konglomerat yang merupakan endapan saluran. Formasi Keramaian tersusun oleh sedimen klastika halus yang merupakan endapan turbidit jauhan. Batuan sedimen kedua kelompok tersebut termasuk ke dalam endapan kipas bawah laut, dimana Formasi Selangkai serta Formasi Keramaian merupakan kipas bagian bawah (lower fan), Formasi Manunggul merupakan kipas bagian tengah (middle fan), dan Konglomerat Belikai serta Formasi Pudak merupakan kipas bagian atas (upper fan). Pengendapan batuan sedimen Kelompok Pitap, diawali oleh adanya tranportasi masa sebelum pengendapan dan pada waktu pengendapan, dan dicirikan oleh adanya endapapan slumping yang menunjukan terjadinya di daerah tidak stabil. Â Sedangkan Formasi Selangkai dan Konglomerat Belikai diawali dengan turbidit dasar cekungan berupa laminasi halus, dan dicirikan oleh tidak adanya endapan slumping yang menunjukan bahwa pengendapannya terjadi di daerah yang stabil.Downloads
References
Bouma, A.H., 1962. Sedimentology of same flysch deposits, a graphic approach to facies sedimentation. Elsevier, Publishing Co, New York, Amesterdam.
Covault, J. A. (2011) Submarine Fans and Canyon-Channel Systems: A Review of Processes, Products, and Models. Nature Education Knowledge 3 (10) : 4, www.nature.com/scitable/knowledge/library/submarine-fans-and-canyon-systems-a-24178428.
Dirk, M.H.J., & Amiruddin, 2000. Batuan Granitoid. Dalam : U. Hartono, R. Sukamto, Surono and H. Pangambean (Eds), Evolusi Magmatik, Kalimantan Selatan., Publikasi Khusus, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, No. 23, Desember 2000.
Hall, R., 2012. Late Jurassic – Cenozoic reconstructions of the Indonesian region and the Indian Ocean. Tectonophysics 570-571, 1-41, www.elsevier.com/locate/tecto.
Hall, R. & Nichols, G., 2002. Cenozoic sedimentation and tectonics in Borneo : climatic influences on orogenesis. In : Jones, S.J. and Frostick, L. (Eds) : Sediment Flux to Basin: Causes, Controls and Consequences. Geological Society of London, Special Plublications, 191, 5-22.
Hartono, U., Sukamto, R., Surono, & Panggabean, H., 2000. Evolusi Magmatik Kalimantan Selatan. Publikasi Khusus No 23, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Heryanto, R., 2000. Pengendapan batuan sedimen Kelompok Pitap di bagian selatan Pegunungan Meratus. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, X (109), h. 2-19.
Heryanto, R., 2010. Geologi Cekungan Barito, Kalimantan. Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 139 h (Buku).
Heryanto, R., 2011. Laporan Kegiatan Deswork Atlas Cekungan Barito, Kalimantan, Pusat Survei Geologi Bandung (Tidak Terbit)
Heryanto, R., 2012. Laporan Kegiatan Deswork Atlas Cekungan Melawi dan Ketungau, Kalimantan Barat., Pusat Survei Geologi Bandung (Tidak Terbit)
Heryanto, R., 2014. Batubara Formasi Tanjung sebagai batuan sumber hidrokarbon di Cekungan Barito. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Vol. 15, No. 3, Agustus 2014. H. 105-115.
Heryanto, R., Harahap, B.H., Sanyoto, P., Williams, P.R. & Pieters, P.E., 1993. Peta Geologi Lembar Sintang, Kalimantan, skala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Heryanto, R. & Sanyoto, P., 1994. Peta Geologi Lembar Amuntai, Kalimantan Selatan, sekala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Heryanto, R., Supriatna, S., Rustandi, E., & Baharudin., 1994. Peta Geologi Lembar Sampanahan, sekala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Heryanto, R., Sutrisno, Sukardi, & Agustianto, D., 1998. Peta Geologi Lembar Belimbing, Kalimantan Selatan Skala 1 : 100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Heryanto, R., & Hartono, U., 2003. Stratigraphy the Meratus Mountains, South Kalimantan. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, XIII (133), h. 2-24.
Heryanto, R., Sanyoto, P., & Panggabean, H., 2003. Depositional Setting of the Sedimentary Rocks of Pitap Group, in the northern Meratus High (Amandit, Alimukim and paramasan Areas), Southeast Kalimantan. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, XIII (141), h. 2-21.
Lemigas, 2004. Petroleum System Cekungan Melawi-Ketungau, Kalimantan Barat., Proyek Evaluasi Sumberdaya Hidrokarbon. Laporan Akhir Tahun Anggaran 2004.
Maulana, H. & Hakimi, H.S., 2013. Mass Transport Complex (MTC) control on the basin floor strtigraphic succession and sand deposition : An observation from deepwater Brunei. Berita Sedimentologi,No.28, Desember 2013, 41-44.
Panggabean, H. & Heryanto R., 2014. Karakteristik Mikroskopis dan Fasies Batubara di Daerah Kualakurun dan Sekitarnya, Kalimantan Tengah. Majalah Geologi Indonesia, Vol. 29, No. 3, Desember 2014, 127-141.
Pieters, P.E., Surono & Noya,Y., 1993. Peta Geologi Lembar Putusibau, Kalimantan, Skala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Robinson, G., Ratman, N. & Sanyoto, P., 1996 : The Accreted Meratus Terranes, Southeast Kalimantan; Bull. Geo. Res. Dev. Centre, 20, 35-36.
Rustandi, E., Nila, E.S., Sanyoto, P., & Margono, U., 1995. Peta Geologi Lembar Kotabaru, sekala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Santy, L.D., 2009. Laporan Penelitian Stratigrafi Cekungan Ketungau, Kalimantan Barat, Pusat Survei Geologi, Bandung. (Tidak Terbit)
Santy, L.D., 2010. Laporan Penelitian Stratigrafi Cekungan Ketungau dan Melawi Bagian Utara, Kalimantan Barat, Pusat Survei Geologi, Bandung. (Tidak Terbit)
Santy, L.D., 2014. Diagenesis Batupasir Eosen di Cekungan Ketungau dan Melawi, Kalimantan Barat. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Vol. 15, No. 3, Agustus 2014, h. 117-131.
Santy, L.D., & Panggabean, H., 2013. The Potential of Ketungau and Silat Shales in Ketungau and Melawi Basins, West Kalimantan : For Oil Shale and Shale Gas Exploration. Indonesian Journal of Geology, Vol. 8, No. 1, March 2013, h. 39-53.
Sikumbang, N., 1986 : Geology and Tectonics of Pre-Tertiary Rocks in The Meratus Mountains, Southeast Kalimantan, Indonesia; Ph.D. Thesis, Royal Holloway and Bedford New College, University of London, Great Britain.
Sikumbang, N. & Heryanto, R., 1994. Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sekala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Situmorang, B., 1982 : The formation and evolution of Makassar Basin, Indonesia; Ph.d. Thesis, Univ. London, 313p.
Surono, & Noya,Y., 1989. Geological Data Record Lembar Putussibau, Pegunungan Kapuas & Nangaobat, Kalimantan, skala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Sutjipto, R. H., 1991. Sedimentologi of the Melawi and Ketungau Basins, West Kalimantan, Indonesia., PhD Thesis, Departmen of Geology, the University of Wollongong, New South Wales, Australia.
Wakita, K., K.Miyazaki, I.Zulkarnain, J. Sopaheluwakan and P.Sanyoto, 1998 : Tectonic implication of new age data for the Meratus complex of South Kalimantan, Indonesia; The Island arc, 7, 202-222
Walker, R.G., 1992. Turbidit and submarine Fans. In: Walker, R.G. and James, N.P., Facies Models, Response to Sea Level Change. Geological Assoc. of Canada, 239-263
William, P.R. & Heryanto, R., 1986. Sintang 1 : 250,000 Quadrangle,West Kalimantan, Geological Data Record. Geological Research and Development Centre.
Zulkarnain, I., J. Sopaheluwakan, K. Miyazaki and K. Wakiti, 1996 : Chemistry and radiometric age data of the metamorphic rocks from Meratus accretionary complex, South Kalimantan and its tectonic implication; Prosiding Seminar Nasional Geoteknologi III, Puslitbang Geoteknologi - LIPI, 687-700.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral (JGSM.Geologi) agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-NC or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)